HASIL PENELITIAN SKRIPSI MENGENAI ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

HASIL PENELITIAN

 sumber : data skripsi Punya teman membahas penyakit ispa

A.      Karakteristik Partisipan
Hasil pengumpulan data yang diperoleh peneliti dari partisipan mengenai pengalaman pekerja batu bata dalam pencegahan penyakit ISPA, di Desa Plosokerep Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu, telah dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 Agustus 2016, partisipan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang.
Partisipan yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah lima partisipan dengan karakteristik sebagai berikut:
1.      Partisipan 1:
Usia 41 tahun, agama islam, pendidikan SD, pekerjaan pekerja batu bata.
2.      Partisipan 2:
Usia 65 tahun, agama islam, tidak sekolah, pekerjaan pekerja batu bata.
3.      Partispan 3:
Usia 34 tahun, agama islam, pendidikan SD, pekerjaan pekerja batu bata.
4.      Partisipan 4:
Usia 60 tahun, agama islam, tidak sekolah, pekerjaan pekerja batu bata.
5.      Partisipan 5:
Usia 36 tahun, agama islam, pendidikan SD, pekerjaan pekerja batu bata.


Lebih lanjut digambarkan melalui tabel rekapitulasi karakteristik partisipan untuk memudahkan pembaca memahami karakteristik partisipan dalam penelitian ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Partisipan

Karakteristik
Partisipan
1
2
3
4
5
Umur
41 tahun
65 tahun
34 tahun
60 tahun
36 tahun
Agama
Islam
Islam
Islam
islam
Islam
Pendidikan
SD
Tidak sekolah
SD
Tidak sekolah
SD
Pekerjaan
Pembuat batu bata
Pembuat batu bata
Pembuat batu bata
Pembuat batu bata
Pembuat batu bata


B.       Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian peneliti mengidentifikasi tema-tema yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Adapun tema dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Pengalaman Pekerja Batu Bata Merah Dalam Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Tingkat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor lingkungan yang dalam hal ini adalah faktor lingkungan kerja. Efek daripada lingkungan kerja berhubungan dengan upaya pencegahan terhadap suatu akibat dari paparan lingkungan tersebut yang dalam hal ini merupakan paparan debu dan asap akibat pembakaran batu bata merah. Beberapa hal yang dapatterjadi akibat efek lingkungan kerja antara lain gangguan kesehatan, pengaruh terhadap gangguan, tindakan yang dilakukan, dan upaya dalam mencari pelayanan kesehatan pada saat gangguan tersebut terjadi. Seperti yang diungkapkan oleh partisipan 1, 2, 3, 4, dan 5 dalam wawancara mendalam.
1.    Gangguan Kesehatan yang dialami Pekerja
Gangguan kesehatan yang dialami pekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor lingkungan. Dalam hal ini, partisipan yang bekerja dipabrik bata yang rentan terkena infeksi saluran pernafasan akut akibat agen eksternal yang masuk ke sistem pernafasan menyebabkan antara lain: sesak, batuk, sampai merasa tidak nyaman. Berkaitan dengan hal ini 5 partisipan yang telah dilakukan wawancara mengungkapkan keluhan selama bekerja dalam wawancara mendalam.
“batuk, sesak  nafas” (P1).
“batuk, sesak nafas, kepala pusing, mata pedih, pegal-pegal” (P2).
“batuk, sesak nafas, mata pedih, kepala pusing” (P3).
“batuk, sesak nafas, kepala pusing” (P4).
“batuk, sesak nafas, kepala pusing, mata pedih” (P5).
2.      Pengaruh Gangguan Kesehatan Terhadap Pekerjaan
Gangguan kesehatan yang dialami pekerja pada saat bekerja mempengaruhi keefektifan pekerjaan yang dikerjakan. Hal ini disebabkan terganggunya kondisi tubuh dan menurunnya fungsi fisiologis tubuh karena faktor intrinsik yaitu proses perjalanan penyakit pada saat bekerja. Seperti yang diungkapkan oleh 5 partisipan yang telah dilakukan wawancara.
“jelas menggangu” (P1)
“mengganggu sih jelas” (P3)
“mengganggu” (P4)
“kerja terganggu” (P5)
3.      Tindakan Saat Terjadi Gangguan Kesehatan
Tindakan yang dilakukan pekerja pada saat terjadi gangguan kesehatan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pekerja. Dalam hal ini kesadaran pekerja tentang penangan gangguan kesehatan sangat diperhatikan baik dalam hal penanganan awal maupun penanganan akhir. Seperti membeli obat dan keluar dari lokasi kerja. Seperti di ungkapkan oleh 5 partisipan yang telah dilakukan wawancara.
“membeli obat warung” (P1).
“membeli obat warung” (P2).
“membeli obat warung” (P3).
“ keluar dari tempat pembakaran, membeli obat warung” (P4).
“membeli obat warung” (P5).
4.      Tindakan Pencegahan Oleh Pekerja
Tindakan pencegahan merupakan salah satu cara agar mengurangi dampak buruk dari pekerjaan yang dilakukan, beberapa pekerja sangat paham dengan hal itu namun penerapan dilapangan masih kurang. Seperti yang diungkapkan oleh 5 partisipan yang telah dilakukan wawancara.
“memakai masker dari kaos” (P1).
“tidak memakai pelindung apapun, keluar dari tempat pembakaran” (P2).
“memakai masker dari kaos” (P3).
“tidak memakai pelindung apapun, keluar dari area pembakaran” (P4).
“memakai masker dari kaos” (P5).
5.      Alasan tidak melakukan pencegahan
Pencegahan yang dilakukan seseorang didasarkan pada suatu sebab dan akibat yang akan terjadi pada saat sebelum terjadi. Berbagai macam alasan dapat dijadikan sebagai suatu tolak ukur untuk dapat dilakukan atau tidak perlu untuk dilakukan. Seperti halnya pada partisipan yang bekerja dipabrik bata, yang mengungkapkan bahwa dengan penggunaan alat pencegah suatu akibat yaitu mencegah ISPA mengurangi rasa nyaman selama proses bekerja. Dari 5 partisipan yang dilakukan wawancara, 3 partisipan mengungkapkan bahwa selama bekerja selalu memakai APD sedangkan 2 partisipan mengungkapkan bahwa tidak menggunakan pelindung. Seperti dalam wawancara berikut.
“memakai masker dari kaos” (P1).
“tidak mengerti” (P2).
“memakai masker dari kaos” (P3).
“tidak nyaman” (P4).
“memakai masker dari kaos” (P5).


0 comments