MAKALAH DESA KALIJAMBI

                                                                           BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Dunia keperawatan sekarang ini berkembang sangat pesat. Perkembangan ini tentu saja tidak lepas dari para tokoh keperawatan yang mencetuskan teori dan konsep konsep yang berguna bagi dunia keperawatan di masa sekarang. Dimana ada teori disitu ada tokoh pencetusnya. Tentu saja kita harus mengenal riwayat hidup si tokoh.
Ditelinga kita tentu sudah tidak asing lagi dengan nama Florence Nightingale yang kita kenal sebagai The Lady With The Lamp sekaligus disebut sebagai pelopor keperawatan modern. Banyak dari kita yangberpikiran bahwa Florence Nightingale adalah perawat pertama di dunia.
Tapi tahukah kita bahwa ribuan tahun sebelum Florence Nightingale menjadi seorang perawat, seorang wanita muslim bernama Siti Rufaidah/Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asalmiya yang hidup telah menjadi seorang perawat pada zaman Rasulallah SAW.
Dari latar belakang permasalahan diatas, penulis tertarik untuk menulis sebuah makalah yang berkaitan dengan riwayat, teori dan konsep keperawatan Siti Rufaidah. Dengan menitikberatkan pada historiografi dalam meninjau riwayat hidup, peran serta kontribusi Siti Rufaidah dalam dunia keperawatan pada masanya.

    B.     Tujuan
Adapun dilaksanakannya penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1.      Untuk mengetahui riwayat hidup Siti Rufaidah.
2.      Untuk mengetahui peran dan kontribusi Siti Rufaidah dalam dunia keperawatan.
3.      Untuk mengetahui teori dan konsep yang dikemukakan Siti Rufaidah.

   C.    Pelaksanaan
Pelaksanaan pembuatan makalah dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015 sampai dengan 27 Oktober 2015.

   D.    Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan terdiri dari : latar belakang, tujuan, pelaksanaan, dan sistematika penulisan. BAB II Pembahasan terdiri dari : Riwayat hidup Siti Rufaidah, kontribusi Siti Rufaidah dalam dunia keperawatan , teori dan model konsep, serta sinkronasinya dengan keperawatan masa kini. BAB III Penutup terdiri dari : kesimpulan. 
=======================================================================
BAB II
PEMBAHASAN
    A.    LETAK DESA KALIJAMBE
Desa Kalijambe merupakan sebuah desa yang masuk di wilayah Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan,  wilayah paling barat dari Kabupaten Pekalongan, yang memiliki luas 196.43 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 1345 KK dari total penduduk desa sebanyak 5314 Jiwa. Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah petani dan pedagang sedangkan hasil ekonomi Desa yang menonjol adalah padi.
        Desa Kalijambe merupakan salah satu desa di Kecamatan sragi Kabupaten Pekalongan propinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah:
Sebelah Utara              : Desa Bulak Pelem
Sebelah Selatan           : Desa Randu Mukti Waren (Kec. Bojong)
Sebelah Barat              : Desa Sumub Lor
Sebelah Timur             : Desa Purwo Rejo

   B.     LEGENDA DESA KALIJAMBE
Pada sekitar abad 18 babad Desa Kalijambe, ditandai dengan babad sebelah utara oleh Mbah Kenanga dari Surabaya dan sebelah selatan oleh Singanaya dari Kesesi, Pemalang dahulu. Kalijambe ada dua desa yaitu
=============================================================
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.      Ada dua unsur fisik yang dapat dipelajari untuk mengetahui asal-usul desa yaitu unsur penduduk dan unsur sekelilingnya. Hubungan antara kedua unsur tersebut sangat erat, bahkan sedemikian rupa sehingga jika seseorang meninggalkan desa seakan-akan mereka kehilangan pedoman hidupnya. Menurut ilmu kemasyarakatan, manusia adalah makhluk sosial , makhluk yang hidup selalu dalam hubungan dengan manusia lain.
2.      Dalam nuansa penjajahan Belanda banyak tokoh-tokoh yang secara sembunyi-sembunyi dalam mensiarkan agama Islam, Salah satu tokohnya adalah Kyai Ahmad (Brojo Geni), seorang prajurit Mataram Islam dalam perjalanannya untuk mengusir penjajahan Belanda dan sekaligus untuk berdakwah di bagian desa Kalijambe (dulunya masih hutan) dan ada aliran sungai (Sungai Sragi) karena beliau mempunyai peliharaan seekor gajah, biar mudah untuk mandi dan minum peliharaannya. Pada saat itu Kyai Ahmad memberi nama tempatnya Kalijambe, kali sing kanggo piranti ngombe gajah (dalam bahasa jawa).
3.      Catatan pembentukan desa  Kalijambe diawalai kepemimpinan oleh seorang tokoh dalam wilayah, yang pertama Mbah Sinur yang berakhir pada tahun 1938, diganti dengan Mbah Cahar, diganti lagi oleh Mbah Aryan, kemudian diambil alih oleh Mbah Suryadi sampai tahun 1974. Kemudian mulai berlaku pemilihan kepala desa dengan memilih tanda gambar, sehingga terpilih Bpk. Suritno dari tahun 1975 – 1988. Kemudian digantikan oleh Bpk. Nurahim dari tahun 1988-1998.

B.     SARAN
Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis menyarankan kita sebagai bangsa Indonesia harus mengenal dan mengetahui sejarah daerahnya sendiri agar tidak kehilangan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.



0 comments