LAPORAN KUSTA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional adalah satu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam pembukaan UUD 1945
Kesehatan adalah proses yang kreatif, dimana individu secara aktif dan terus menerus mengadaptasi lingkungan dan sehat itu sendiri yaitu kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif
Untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi kesehatan masyarakat salah satunya adalah pelayanan kesehatan. Bentuk pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan keperawatan dimana.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan dibidang kesehatan yang didasari Ilmu dan kiat keperawatan ditunjukan kepada Individu, Keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat, sejak lahir sampai meninggal. Sedangkan perawatan kesehatan masyarakat merupakan aplikasi dari ilmu keperawatan dalam upaya-upaya kesehatan masyarakat dengan mendayagunakan peran serta masyarakat seoptimal mungkin.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang rawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran / penyalih.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Nasrul Effendy, 1998 : 32).
Peran penting keluarga diantaranya adalah memberikan perawatan pada anggota keluarga yang termasuk dalam kelompok khusus, seperti penderita penyakit kusta.
Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Terutama status sosial dimasyarakat.
Penderita kusta biasanya merasa minder dan dikucilkan, sehingga penderita malu untuk berobat.
Perkembangan penyakit pada diri penderita kusta bila tidak ditangani secara cermat dapat menimbulkan cacat, dan keadaan ini menjadi halangan bagi penderita dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi mereka, juga tidak dapat berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara.
Penemuan kasus kusta sampai saat ini masih mengalami kendala baik dari keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang kusta maupun dari petugas kesehatan.
Puskesmas mempunyai program penemuan kusta secara dini dan pengobatan serta perawatan berkala, dengan cara menyadarkan masyarakat tentang kusta yang bisa disembuhkan. Sehingga mendorong masyarakat untuk memeriksakan diri serta tidak merasa minder untuk berobat.
Data kasus penyakit kusta (PB dan MB) yang penulis dapatkan dari DinKes Kabupaten Indramayu selama periode Januari-juni 2012 adalah sebagai berikut :
 Dari jumlah orang yang diperiksa 130 orang,  ditemukan kasus penyakit kusta orang (17,8   %), tidak ditemukan penyakit kusta 1609 orang (92,2%). Sedangkan untuk pemeriksaan tingkat kecacatan dari 130 penderita kusta ditemukan dengan tingkat kecacatan 0 : 124 orang (90,50%), tingkat kecacatan I : 9 orang (6,6%) dan tingkat kecacatan II : 4 orang (2,9%).
Sedangkan data penyakit kusta diwilayah kerja Puskesmas Cikedung selama periode Januari – Juni 2012  adalah sebagai berikut: (lihat tabel)


Tabel  I
Distribusi Karakteristik Penderita Kusta
di Wilayah Kerja Puskesmas Cikedung  Kabupaten Indramayu
Periode Januari – Juni 2012
No
Kategori
Jumlah
%
Keterangan
1
Jumlah yang diperiksa

Ditemukan (+) kusta
Tidak ditemukan penya- kit  kusta
130 orang

5
125


3,85 %
96,15 %


Jumlah
130 orang
100 %

2
Jumlah pemeriksaan tingkat kecacatan
Tingkat kecacatan 0
Tingkat kecacatan I
Tingkat kecacatan II
5

5
0
0


100 %
0%
0%


Jumlah
5
100 %

Sumber : Puskesmas Cikedung  Kabupaten Indramayu
Berdasarkan masalah tersebut penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus dalam pembuatan Proposal Penelitan dengan judul “faktor-faktor hubungan penyebab terjadinya penyakit Kusta di wilayah Cikedung
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,maka pertanyaan peneliti yang,muncul yaitu”seberapa besarkah pengaruh terhadap penderita yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu di wilayah Cikedung?
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kejadian penyakit kusta di wilayah Indramyau
2.      Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penyusunan laporan kasus ini agar penulis mampu:
a.       Mengetahui jumlah penderita penyakit kusta berdasarkan faktor umur di wilayah Cikedung
b.      Untuk mengetahui Jumlah Penderita Kusta beralasan Faktor lingkungan  di wilayah Cikedung
c.       Mengetahui faktor-faktor terbanyak  penyebab terjadinya penyakit kusta di wilayah cikedung dari Jenis Kelamin
D.    Manfaat Penelitian
Kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


1.      Bagi Peneliti
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk diterapkan dalam menangani penaykit kusta yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu diwilayah cikedung
2.     Bagi Puskesmas
Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh  puskesmas untuk dijadikan kerangka avuan dalam menangi penyakit kusta yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu
3.    Bagi Institusi pendidikan
Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diajdikan pertimabangan dansumber data bagi peneliti selanjutnya,dan dapat dijadikan kerangka acuan untuk proses belajar
4.    Bagi Perawat
Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahun untuk menangani penyakit penyakit kuta yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu di wilayah cikedung





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Konsep Dasar Kusta
1. Pengertian
Penyakit kusta adalah infeksi kronik pada manusia yang disebabkan oleh mycobacterium leprae, yang merupakan penyakit tropis menular yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia, khususnya di negara-negara sedang berkembang. Selain menimbulkan dampak psikologis penyakit inij uga mengakibatkan dampak sosial dan ekonomi ,yang disebabkan oleh sejenis kuman yang diberi nama Mycobacterium leprae, dan terutama menyerang syaraf tepi yang dapat menyebar ke kulit dan juga jaringan lainnya, seperti pada mata, selaput lendir saluran pernapasan bagian atas, otot, tulang dan kelenjar kelamin.    
2.      Penyebab
    Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Myobacterium leprae yang ditemukan pada tahun 1874, oleh GA Hansen . Kuman ini berbentuk batang, gram positip, berukuran 0.34 x 2 mikron dan berkelompok membentuk globus. Kuman Myohacterium leprae hidup pada sel Schwann dan sistim retikuloendotelial, dengan masa generasi 12­24

hari, dan termasuk kuman yang tidak ganas serta lambat berkembangnya.
Kuman-kuman kusta berbentuk batang, biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu dengan ukuran panjang 1-8 mic, lebar 0,2-0,5 mic yang bersifat tahan asam.
Sampai saat ini kuman tersebut belum dapat dibiakkan dalam medium buatan, dan manusia merupakan satu-satunya sumber penularan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk membiakkan kuman tersebut yaitu melalui: telapak kaki tikus, tikus yang diradiasi, armadillo, kultur jaringan syaraf manusia dan pada media buatan.
Diagnosis penyakit lepra melalui usapan sekret hidung dan melalui kerokan kulit penderita. Kuman yang berada di sekret hidung yang kering, dapat bertahan hidup sampai 9 hari di luar tubuh, sedangkan di tanah yang lembab dan suhu kamar, kuman ini dapat bertahan sampai 46 hari.
3.      Jenis penyakit kusta
Ada dua jenis penyakit kusta, yaitu tipe basah dan kering. :
a.       Tipe basah disebut Multi Basiler (MB),
b.      Tipe kering disebut Poli Basiler (PB).
Jenis manifestasinya tergantung dari derajat kekebalan tubuh penderita (Cell mediated immunity) yaitu dari Kusta yang terbatas (Jenis Tuberculoid) sampai yang menyebar (jenis Lepromatosa) dan Jenis pertengahan yang disebut Kusta Borderline.
Secara awam, dikenal sebagai kusta kering dan kusta basah.Jika kusta terlambat diobati maka akan timbul kerusakan saraf dengan akibat berupa: mati rasa (tidak dapat merasakan panas, dingin, nyeri), kelumpuhan otot, buta, dan akibat lain yang disebabkan oleh proses immunologis yang disebut "reaksi kusta".
4.      Gejala
Gejala penyakit kusta adalah muncul bercak pada kulit seperti panu, tetapi mati rasa. Untuk kusta jenis PB, jumlah bercaknya adalah lima ke bawah dan kurang menular. Sedangkan untuk jenis MB, lebih dari limabuah,basah,danmenular.
Permukaan bercak kering dan kasar dan tidak berkeringat, pinggi bercak jelas dan sering ada bintil-bintil kecil. Sementara itu, untuk kusta jenis basah, tanda-tandanya terdapat bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau merasa di seluruh kulit badan. Terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak itu. Termasuk pada permukaan bercak masih ada rasa bila disentuh dengan kapas. Pada awalnya, tanda kusta basah, sering terdapat pada telinga dan muka. Jenis ini dapat menular pada orang lain.


5.      Faktor Penyebab timbulnya penyakit kusta
a.       Faktor Kuman Kusta
Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh (solid) bentuknya, lebih besar kemungkinan menyebabkan penularan daripada kuman  yang tidak utuh lagi. Mycobacterium leprae bersifat tahan asam, berbentuk batang dengan panjang 1-8 mikron dan lebar 0,2-0,5 mikron, biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin. Kuman kusta dapat hidup di luar tubuh manusia antara 1 sampai 9 hari tergantung suhu atau cuaca dan diketahui hanya kuman kusta  yang utuh (solid) saja dapat menimbulkan penularan (Depkes RI, 2002).
b.      Faktor imunitas
Sebagian manusia kebal terhadap penyakit kusta (95%). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 100 orang yang terpapar, 95 orang yang tidak menjadi sakit, 3 orang sembuh sendiri tanpa obat dan 2 orang menjadi sakit. Hal ini belum lagi mempertimbangkan pengaruh pengobatan (Depkes RI, 2002).
c.       Keadaan lingkungan
Keadaan rumah yang berjejal yang biasanya berkaitan dengan kemiskinan, merupakan faktor penyebab tingginya angka kusta. Sebaliknya dengan meningkatnya taraf hidup dan perbaikan imunitas merupakan faktor utama mencegah munculnya kusta.
6.      Faktor pengobatan   
      Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta. faktor pengobatan adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah.
pengobatan kepada penderita kusta adalah merupakan salah satu cara pemutusan mata rantai penularan. Kuman kusta diluar tubuh manusia dapat hidup 24-48 jam dan ada yang berpendapat sampai 7 hari, ini tergantung dari suhu dan cuaca diluar tubuh manusia tersebut. Makin panas cuaca makin cepatlah kuman kusta mati. Jadi dalam hal ini pentingnya sinar matahari masuk ke dalam rumah dan hindarkan terjadinya tempat-tempat yang lembab.
Penting sekali kita mengetahui atau mengerti beberapa hal tentang penyakit kusta ini, bahwa :
a.       Ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta.
b.      Sekurang-kurangnya 80 % dari semua orang tidak mungkin terkena kusta.
c.       Enam dari tujuh kasus kusta tidaklah menular pada orang lain.
d.      Kasus-kasus menular tidak akan menular setelah diobati kira-kira 6 bulan secara teratur.
7.      Upaya pencegahan penyakit kusta
Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta. Faktor pengobatan adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah. Pengobatan kepada penderita kusta adalah merupakan salah satu cara pemutusan mata rantai penularan. Kuman kusta diluar tubuh manusia dapat hidup 24-48 jam dan ada yang berpendapat sampai 7 hari, ini tergantung dari suhu dan cuaca diluar tubuh manusia tersebut. Makin panas cuaca makin cepatlah kuman kusta mati. Jadi dalam hal ini pentingnya sinar matahari masuk ke dalam rumah dan hindarkan terjadinya tempat-tempat yang lembab.  Penting sekali kita mengetahui atau mengerti beberapa hal tentang penyakit kusta ini, bahwa :
a.            Ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta.
b.           Sekurang-kurangnya 80 % dari semua orang tidak mungkin terkena kusta.
c.            Enam dari tujuh kasus kusta tidaklah menular pada orang lain.
d.           Kasus-kasus menular tidak akan menular setelah diobati kira-   kira 6 bulan secara teratur.
8.      Penanggulangan penyakit kusta
Penanggulangan penyakit kusta telah banyak dilakukan dimana-mana dengan maksud mengembalikan penderita kusta menjadi manusia yang berguna, mandiri, produktif dan percaya diri. metode penanggulangan ini terdiri dari metode rehabilitasi yang terdiri dari rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, rehabilitasi karya dan metode pemasyarakatan yang merupakan tujuan akhir dari rehabilitasi, dimana penderita dan masyarakat membaur sehingga tidak ada kelompok tersendiri. Ketiga metode tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Di Indonesia, upaya yang dilakukan untuk pemberantasan penyakit kusta melalui :
·         Penemuan penderita secara dini.
·         Pengobatan penderita.
Penyuluhan kesehatan di bidang kusta.
Peningkatan ketrampilan petugas kesehatan di bidang kusta.
Rehabilitasi penderita kusta.
9.      Pengobatan
Tabel 1. Obat dan dosis regimen MDT-PB
Obat & Dosis MDT – Kusta PB
Dewasa
BB < 35 kg
BB > 35 kg
Rifampisin(diawasi petugas)
450 mg/bln
600 mg/bln
Dapson(Swakelola)
50 mg/hr(1-2 mg/kgBB/hr)
100 mg/hr

Pengobatan MDT untuk kusta tipe PB dilakukan dalam 6 dosis minimal yang diselesaikan dalam 6-9 bulan dan setelah selesai minum 6 dosis maka dinyatakan RFT (Released From Treatment = berhenti minum obat kusta) meskipun secara klinis lesinya masih aktif. Menurut WHO (1995) tidak lagi dinyatakan RFT tetapi menggunakan istilah Completion of Treatment Cure dan pasien tidak lagi dalam pengawasan.
Tabel 2. Obat dan dosis regimen MDT-MB
Obat & Dosis MDT – Kusta MB
Dewasa
BB < 35 kg
BB > 35 kg
Rifampisin(diawasi petugas)
450 mg/bln
600 mg/bln
Klofazimin
300 mg/bln (diawasi petugas)
dan dilanjutkan esok
50mg/hr (swakelola)200 mg/bln (diawasi)dan dilanjutkan esok 50 mg/hr (swakelola)Dapson(Swakelola)50 mg/hr(1-2 mg/kgBB/hr)100 mg/hr50 mg/hr(1-2 mg/kgBB/hr).
Pengobatan MDT untuk Kusta tipe MB dilakukan dalam 24 dosis yang diselesaikan dalam waktu maksimal 36 bulan. Setelah selesai minum 24 dosis maka dinyatakan RFT meskipun secara klinis lesinya masih aktif dan pemeriksaan bakteri BTA positif. Menurut WHO (1998) pengobatan MB diberikan untuk 12 dosis yang diselesaikan dalam 12-18 bulan dan pasien langsung dinyatakan RFT.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Rancangan dan jenis penelitian
Rancangan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utuma untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya penyakik kusta di wilayah cikedung.

B.     Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimilik atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep, dalil atau pengertian tertentu.
Menurut Notoatmodjo ( 2005 : 26 ) variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas adalah faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit kusta di wilayah cikedung dengan sub variabel meliputi faktor kuman kusta,faktor imunitas,keadaan lingkungan,faktor jenis kelamin.
C.   Kerangka konsep penelitian
Kerangka konsep penelitian adalah absraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan anatra variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep penelitian akan membantu penelitian dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2003). Adapun kerangka konsep penelitian dapat dilihat dalam gambar berikut ini :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Penyakit Kusta
 
 








Sumber : Notoatmodjo, (2002)
Keterangan :
                  : yang tidak diteliti                                    : yang di teliti




D.    Data Operasional
Menurut Notoatnodjo (2003), definisi operasional diperlukan untuk mengatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti. Perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional ini bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel bersangkutan serta pengembangan instrumen / alat ukur.
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat dari
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
Variabel
Sub Variabel
Definisi operasional
Alat ukur
Cara ukur
Skala
Kategori
Faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit kusta
Faktor kuman kusta
Penyakit yang disebakan oleh faktor mycobacterium leprae
Kuesioner
Melihat jawaban responden
Ordinal
Apakah anda tertular penyakit kusta?
-YA                                                   -TIDAK
Apakah ada penderita kusta yang sebelumnya kontak dengan anda ?                        -YA                                                   -TIDAK
Faktor imunitas

nitas yang mempengaruhi penyakit kusta
Kuesioner
Melihat hasil jawaban responden
Ordinal
Apakah penyakit kusta anda tidak pernah sembuh setelah dilakukan pengobatan?                         -YA                                                   -TIDAK
Apakah penyakit kusta anda tidak pernah sembuh setelah dilakukan pengobatan?                       -YA                                                   -TIDAK
Keadaan lingkungan
Keadaan lingkunga yang tak memadai(tidak termasuk kriteria sehat) tejadinya penakit kusta
Kuesioner
Melihat jawaban responden
Ordinal
Apakah Lingku-ngan anda memadai (kriteria seha)             -YA                                                    -TIDAK



Faktor pengobatan
Faktor pengobatan adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah
Kuesioner
Melihat jawaban responden
Ordinal
Menurut anda, apakah pengo-batan penyakit kusta sangat penting untuk    anda?                 -YA                                                -TIDAK


Apakah anda pernah mengalami pengobata sebelumnya?                   -YA                                                    -TIDAK                                                      

E.     Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu (Notoatmodjo, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah penderita penyakit kusta di wilayah cikedungdengan populsai sebanyak 20.
2.      Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoatmodjo, 2005:232). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik Random Sampling. Random sampling adalah pengambilan sampel secara sederhana yakni setiap anggota atau unit dari populasi yang mempunyai  kesempatan untuk seleksi sebagai sampel. (Notoatmodjo, 2005 : 232).
Sampel adalah sebagian/wakil dari populasi yang diteliti,jika subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya meupakan penelitian populasi,tetapi jika subjeknya lebih dari 100 diambil 10-15% atau 20-25%. (Arikunto,2006 : 113)
Sampel dalam penelitian adalah sebanyak 5 orang hal ini berdasarkan teori Arikunto diatas.

F.      Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Cikedung Indramayu Tahun 2013.

G.    Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, Peneliti mengajukan permohonan kepada   kepala Puskesmas Cikedung untuk mendapatkan persetujuan.kemudian test dikirimkan ke subyek yang diteliti dengan menekeankan pada masalah yang meliputi:
1.      Informed consent
Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden.adapun tujuany sebagai subyek mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. jika subyek bersedia untuk diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan,jika subyek menoak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.


2.      Anonimity
Untuk menjaga kerahasian subyek pasien, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pasien pada lembar pengumpulan data (test)
Yang diisi oleh subyek lembar tersebut hany diberi nomer kode tertentu
3.      Confidentiality
Kerahasian informasi yang diberikan

H.    Prosedur Pengumpulan Data
1.      Data primer
Data yang diperoleh secara langsung dari pengamatan terhadap penderita penyakit kusta
2.       Data sekunder
 Data pasien penyakit kusta yang diperoleh dari data di puskesmas   cikedung
I.       Pengolahan Data
Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan langkah – langkah sebagai berikut :
1.      Editing
Editing dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah diisi dengan benar oleh responden. Pada tahap ini semua data diperiksa, sehingga apabila ada pertanyaan yang belum diisi dapat ditanyakan langsung kepada responden. Editing dilakukan dilapangan sehingga jika terjadi keurangan atau kesalahan data dapat dengan mudah dilakukan perbaikan.
2.      Coding
Setelah di edit, langkah selanjutnya adalah mengkoding data yaitu dilakukan dengan cara memberi kode terhadap setiap jawaban yang diberikan dimana jawaban benar 1 dan salah 0  dengan tujuan untuk lebih memudahkan dan enty data.
3.      Tabulating
Jawaban responden ditabulasi secara normal dengan menggunakan table distribusi frekuensi, kemudian dijelaskan setiap kategori
4.      Entry
Penelitian memasukan data melalui pengelolahan komputer dengan menggunakan Microsoft excel disajikan dengan bentuk table distribusi
frekuensi.

J.      Analisis Data
Untuk mendapatkan gambaran tentang pengetahuan maka perlu mengkategorikan responden (obyek penelitian) ke dalam beberapa tingkatan pengtahuan dan kemudian kita persentasikan untuk tiap kategori, dari persentasi tersebut dapat kita ketahui bagaimana kondisi atau keadaan sebenarnya dari obyek penelitian terhadap variabel yang kita teliti.
Analisa unvariat adalah analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel (Notoatmodjo, 2005 : h : 188). Untuk menganalisa data unvariat menggunakan prosentase. Tehnik prosentase digunakan untuk mendapatkan gambaran berupa distribusi dan orientasi dari variabel penelitian. Analisas data ini ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Mengedit data
Menskor masing-masing item
Tabulasi data
Memproses data dengan menggunakan rumus prosentase
Keterangan :
P : prosentase alternatif jawaban
n : jumlah respoden yang menjawab
N : nilai angka yang diharapkan
Alasan menggunakan rumus ini, karena jawaban setiap responden berbeda dan dihitung berdasarkan setiap jawaban, kemudian interprestasi data dari hasil penelitian dikelompokan dalam 3 kategori  yang mengacu pada teori,  yaitu :
Baik, jika didapat hasil jawaban 76 – 100 %
Cukup,  jika didapat hasil jawaban 56% - 75%
Kurang, jika didapat hasil jawaban <   55%
( Notoatmojo, 2006 )
Selanjutnya mengetahui presentase tiap kategori didalam suatu variabel atau dimensi, maka digunakan rumus perhitungan distribusi frekuensi sebagai berikut :
P =
Keterangan :
P     : Presentase Responden  
    :  jumlah Responden yang termasuk dalam kriteria
n     : Jumlah seluruh responden
Kemudian data disajikan dengan interpretasi sebagai berikut :
100%               : Seluruh responden
80%-90%        : Hampir seluruh responden
60%-79%        : Sebagian besar responden
40%-59%        : Sebagian dari responden
20%-39%        : Sebagian kecil responden
1%-19%          : Hampir tidak ada responden
0%                   : Tidak ada responden

K.    Penyajian data
Setelah data terkumpul maka data akan dianalisa dan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan narasi, kemudian akan interprestasikan.



Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :
Yth...........
Di
Tempat,
Dengan Hormat,
       Sehubungan dengan penyusunan proposal penelitian sebagai salah satu tugas akhir pada D III Keperawatan Akper Saifuddin Zuhri Indramayu, maka dengan ini saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi responden pada penelitian yang dilakukan.
      Adapun judul penelitian ini adalah : “ FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERJADINYA   PENYAKIT KUSTA DI KECAMATAN CIKEDUNG KABUPATEN  INDRAMAYU’’.
       Apabila saudara menyetujui untuk menjadi responden maka saya mohon kesedianya untuk menandatangani persetujuan dan menjawabpertanyaan yang telah tersedia.atas perhatian dan ketersedianya saya ucapkan terima kasih.
Peneliti

BERLIANA NUROKHIM
NIM.2011144045

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

    Setelah mendapatkan penjelasan, maka saya menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden sehubungan dengan penyusunan peneliti  yang dilakukan oleh Berliana Nurokhim mahasiswa Akademi Keperawatan Saifudin Zuhri Indramayu dengan judul“  FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERJADINYA   PENYAKIT KUSTA DI KECAMATAN  CIKEDUNG KABUPATEN INDRAMAYU’’.
      Demikian surat permohonan ini kami buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.


Indramayu,  November 2013
Responden

                                                                        (..............................................)

Lampiran 3

                                            KUEISIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERJADINYA PENYAKIT KUSTA DI KECAMATAN CIKEDUNG
KABUPATEN INDRAMAYU
TAHUN 2013

A.    Petunjuk
a.       Berilah tanda (x) pada jawaban yang menurut anda benar.
b.      Isilah pertanyaan dibawah ini dengan benar.


B.     Pertanyaan
1. Apakah anda tertular penyakit kusta?
                     YA                                                   TIDAK

2.Apakah  lingkungan anda memadai(kriteria sehat) ?
                     YA                                                    TIDAK

3.Apakah anda tinggal dengan penderita kusta?
                      YA                                                    TIDAK


4.Apakah anda pernah mengalami pengobatan sebelumnya?
                        YA                                                    TIDAK
5.Menurut anda, apakah pengobatan penyakit kusta sangat penting untuk    anda?
                        YA                                                    TIDAK
6.Apakah ada penderita kusta yang sebelumnya kontak dengan anda ?
                         YA                                                   TIDAK
7.Apakah penyakit kusta anda tidak pernah sembuh setelah dilakukan pengobatan?
                         YA                                                   TIDAK
8.Apakah penyakit kusta anda sembuh dengan sendirinya tanpa melalui pengobatan?
                         YA                                                   TIDAK















Lampiran 4


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas
  Nama                              : Berliana Nurokhim
  Jenis Kelamin                 : Laki-laki
  Tempat, Tanggal Lahir   : Cianjur, 06 Desember 1993
  Alamat                            : Desa Mundak Jaya II RT/RW 014/001
                                            Kec. Cikedung Kabupaten Indramayu
Riwayat Pendidikan
1. SD Mundak Jaya II       : Tahun 1999-2005
2. SMP  N 1 Terisi            : Tahun 2005-2008
3. SMA N 1 Sindang         : Tahun 2008-2011
4. Akper Saifuddin Zuhri  : Tahun 2011-2015

0 comments