A.
Distribusi
Frekuensi Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Partus Lama
Berdasarkan
tabel 5.1 hasil penelitian mengenai ibu bersalin yang mengalami Partus Lama di
RSUD Gunung Jati tahun 2016 sebanyak 72 orang atau 5%.
Dampak
yang akan terjadi akibat Partus Lama terhadap janin adalah Asfiksia, dan dampak
yang akan terjadi akibat Partus Lama terhadap ibu adalah resiko kenaikan pada
insidensi atonia uteri, laserasi, cedera otot-otot panggul dan ibu akan
kelelahan serta shock yang merupakan sering dialami ibu selama persalinan yang
lama. Berdasarkan data kejadian Partus Lama yang terjadi di RSUD Gunung Jati
dari bulan Januari-Desember Tahun 2016 berjumlah 72 atau 5% dari 1509
persalinan, dalam penanganan Partus Lama ini yang optimal harus
mempertimbangkan faktor lain seperti fasilitas dan tenaga kesehatan dalam
merawat bayi Asfiksia, dan penanganan pada ibu untuk mengurangi resiko-resiko
yang diderita oleh ibu. Penanganan dan pengolahan partus lama harus mempunyai
prosedur yang dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi.
B.
Distribusi Frekuensi Paritas pada
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Partus Lama
Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan bahwa pada kejadian partus lama, paritas ibu
bersalin primipara adalh terbanyak yaitu sebanyak 52 ibu bersalin dengan
presentase 72%, dibamdingkan dengan ibu bersalin dengan multipara sebanyak 20
ibu bersalin dengan presentase 28%.
Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori yang ada, yang mengatakan bahwa paritas ibu
bersalin berpengaruh terhadap angka kejadiaan paartus lama terutama
primigravida.
Ini
disebabkan pada primipara proses persalinan berlangsung lebih lama di
bandingkan multipara karena ibu belum berpengalaman menlahirkan. Otot-otot
jalan lahir masih kaku dan belum dapat mengejan dengan baik, sedangkan pada
multipara proses persalinan pada kala dua akan terjadi lebih cepat karena
adanya pengalaman persalinan yang lalu dan otot-otot jalan lahir yang lebih lentur.
Pada
primigravida ketiga faktor persalinan yaitu power, passage dan passanger belum
teruji. Dengan demikian pertolongan pada primigravida memerlukan observasi yang
lebih tepat dan ketat (Manuaba, 2008). Sehingga diharapkan dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan batinya.
0 comments