BBLR (BERAT BAYI LAHIR RENDAH)
A. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah
bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram waktu lahir (Amru Sofian, 2012). Sedangkan
menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI, 2004) BBLR adalah bayi dengn berat badan
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. BBLR dapat dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu :
a.
Prematuritas murni
Masa gestasi
kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan usia kehamilan atau biasa
disebut neonatus kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan.
b.
Dismaturitas
Bayi lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya usia kehamilan atau
disebut retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa kehamilannya.
Sedangkan dari tingkat keparahan BBLR terbagi
menjadi :
a.
Bayi berat lahir
rendah : 1500 gram – 2500 gram
b.
Bayi berat lahir
sangat rendah : kurang dari 1500 gram
c.
Bayi berat lahir
ekstrim : kurang dari 1000 gram
B. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR
adalah kehamilan prematur. Sementara faktor yang lain dapat dipengaruhi dari
keadaan ibu, faktor umur, riwayat kehamilan, dan lain-lain. Beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya BBLR adalah sebagai berikut :
a.
Faktor Ibu
-
Penyakit yang
berhubungan langsung dengan pasien misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik
dan psikologis, anemia, diabetes
melitus, dan toksemia gravidarum.
-
Usia ibu : angka
kejadian tertinggi ialah pada usia kurng dari 20 tahun dan multi gravida yang jarak kelahirannya terlalu
dekat.
-
Keadaan sosial
ekonomi : kejadian tertinggi terjadi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal
ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang bik dan pengawasan kehamilan yang
kurang.
b.
Faktor janin :
dapat terjadi pada kehamilan ganda, hidramnion, dan kelainan kromosom.
c.
Faktor
lingkungan : dapat terjadi pada daerah dengan kadar polusi tinggi, paparan
zat-zat racun, dan radiasi.
C. Manifestasi Klinis
Sebelum bayi lahir, tanda dan gejala yang timbul
adalah :
a.
Riwayat abortus,
partu prematuritas, dan lahir mati.
b.
Pembesaran
uterus tidak sesuai usia kehamilan.
c.
Pergerakan janin
lambat dan tidak sesuai usia kehamilan.
d.
Pertambahan
berat badan ibu lambat.
D. Penatalaksanaan
a.
Pengaturan suhu
tubuh bayi
b.
Pemberian
oksigen tambahan
c.
Pencegahan
infeksi
d.
Pemberian
makanan yang sesuai
E. Patofisiologi
Secara umum BBLR dipngaruhi oleh
beberapa faktor seperti pemenuhan gizi yang kurang selama kehamilan, usi ibu
kurng dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak kehamilan dan kelahiran yang
terlalu dekat, dan penyakit menahun ibu seperti hipertensi, jantung, dll.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah sindrom aspirasi
mekonium, asfiksia neonatorum, distress pernafasan, penyakit membran hialin.
F. Pathway
ASUHAN KEPERAWATAN BBLR
A.
Pengkajian
a.
Aktivitas/istirahat
Bayi lebih banyak tidur
b.
Pernafasan
Pola nafas abdominal,
perhatikan adanya sekret, dan pernafasan cuping hidung.
c.
Makanan dan
cairan
Kaji kebutuhan cairan
untuk bayi baru lahir, 120-150 ml/BB
d.
Berat badan
Kurng dari 2500 gram
e.
Suhu
Kaji adanya perubahan
suhu tubuh (hipertermi/hipotermi)
f.
Integumen
Pada BBLR biasanya
kulit tampak mengkilap dan kering
B.
Diagnosa yang
mungkin muncul
a.
Pola nafas tidak
efektif b/d imaturitas organ pernafasan
b.
Resiko tidak
seimbang suhu tubuh b/d penurunan jaringan lemak subkutan
c.
Tidak seimbang
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d refleks menelan belum sempurna
C.
Intervensi
Dx
1 : Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan
Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat bernafas normal.
KH
: Respiratory rate dalam batas normal, tidak menggunakan oksigen tambahan
1.
Observasi
perubahan pola nafas
R/ mengetahui adanya
perubahan fungsi pernafasan
2.
Kaji adanya
sianosis
R/ Menandakan kurangnya
oksigen dalam tubuh
3.
Berikan posisi
kepala sedikit ekstensi
R/ melancarkan jalan
nafas
4.
Berikan oksigen
tambahan sesuai kebutuhan
R/ memenuhi kebutuhan
oksigen
Dx
2 : Resiko tidak seimbang suhu tubuh b/d penurunan jaringan lemak subkutan
Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien suhu tubuh klien normal
KH
: Suhu tubuh dalam batas normal, klien tidak menggigil
1.
Pantau adanya
hipotermi/hipertermi
R/ tanda gejala
perubahan suhu tubuh
2.
Rawat bayi
dengan suhu yang sesuai
R/ menjaga keseimbangan
suhu tubuh
3.
Hindarkan kontak
langsung dengan sumber panas atau dingin
R/ menurunkan resiko
hipertermi/hipotermi
4.
Atur suhu
lingkungan sesuai
R/ menghindari
kelembaban
Dx 3 : Tidak seimbang nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d refleks menelan belum sempurna
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
KH : menunjukkan peningkatan berat badan, tidak ada
tanda-tanda malnutrisi
1.
Monitor
perubahan berat badan
R/ Menunjukkan adanya
peningkatan/penurunan berat badan
2.
Kaji adanya
Muntah
R/ Menunjukkan adanya
gangguan pencernaan
3.
Catat intake
& output
R/ Memantau jumlah
cairan keluar dan masuk
4.
Kaji turgor
kulit
R/ Menunjukkan
malnutrisi
5.
Berikan
pemenuhan nutrisi dengan metode yang benar
R/ Memenuhi kebutuhan
nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A. H., Kusuma, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis dan Nanda NIC-NOC. Jakarta : Mediaction Publishing.
Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri
Operatif. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta : EGC.
Saefudin, dkk. 2002. Buku Panduan Praktis PElayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
SUMBER : https://www.scribd.com/search?page=1&content_type=tops&query=BBLR
0 comments