A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Post Operasi Sectio
Caesarea Indikasi Letak Sungsang
1.
Pengkajian
Hal – hal yang
perlu dikaji Pada Klien Dengan Post Operasi Sectio Caesarea Akibat Letak Sungsang, yaitu:
a.
Identitas
Klien
meliputi: Nama,
Umur, Pendidikan, pekerjaan, Alamat, Status
perkawinan, Tanggal
masuk RS,
Tanggal pengkajian, Golongan Darah,
Tanggal Partus dan Diagnosa
Medik.
b.
Identitas
Penanggung jawab (Nama, Umur, Pekerjaan, Pendidikan dan
alamat).
c.
Riwayat
Kesehatan meliputi:
1)
Keluhan
Utama
Klien
post operasi sectio caesarea hari ke
3 biasanya akan mengalami nyeri, perasaan cemas mengenai luka operasi, khawatir
dengan kondisi bayinya, perasaan tidak nyaman, stress masalah financial.
2)
Riwayat
Kesehatan Sekarang yang dijabarkan menggunakan teknik: palliative, quality, region, severty, timing
(PQRST).
P
: Palliative
(provocative) yaitu hal-hal yang
menyebabkan bertambah dan berkurangnya keluhan utama.
Klien Post Operasi sectio caesarea bertambah nyeri bila
bangun dari tidur dan melakukan gerakan tubuh mendadak, sebaliknya akan
berkurang bila posisi tidur.
Q
: Quality
yaitu seberapa berat keluhan, bagaimana rasanya, seberapa sering terjadi.
Keluhan dan seringnya nyeri sangat
tergantung dari pengalaman Klien sebelumnya, klien yang memiliki pengalaman
nyeri akan mudah mengatasi nyerinya.
R
: Region
yaitu lokasi keluhan dirasakan atau ditemukan, dimana daerah penyebarannya.
Lokasi nyeri pada Klien Post
Operasi sectio caesarea biasanya
terjadi pada daerah atas simphisis pubis dan menyebar sampai ke perut dan
pinggang.
S
: Skala/Severe yaitu skala nyeri lain
atau ukuran lain yang berkaitan.
skala nyeri sangat tergantung dari
pengalaman Klien sebelumnya, klien yang memiliki pengalaman nyeri akan mudah
mengatasi nyerinya sehingga skalanya rendah, tetapi klien yang belum pernah
mengalami operasi akan mempersepsikan rasa nyerinya dengan sesuatu yang
menyakitkan sehingga bisa saja skala nyerinya 3 – 5.
T
: Timing yaitu kapan keluhan
dirasakan, seberapa sering keluhan dirasakan.
Keluhan nyeri yang dirasakan
biasanya pada saat klien belajar untuk duduk dan jalan atau ke kamar mandi.
3)
Riwayat
Kesehatan Yang Lalu
Riwayat Post Operasi sectio caesarea indikasi sungsang biasanya ada hubungannya dengan
kehamilan yang lalu.
4) Riwayat
kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita kelainan sama
dengan klien.
5)
Riwayat
Obstetri dan Ginekologi (Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas masa lalu,
Riwayat prenatal
care)
sebelumnya. Apakah mengalami penyulit atau normal.
6)
Riwayat
menstruasi
(Perlu dikaji apakah menstruasinya normal atau tidak, dan berapa banyak darah menstruasi
yang keluar, apakah ada dysmenorhoe?
7)
Riwayat penggunaan kontrasepsi (Perlu
dikaji kontrasepsi apa yang digunakan klien sebelumnya)
8) Pemeriksaan
fisik
Meliputi
keadaan umum, tinggi badan, berat badan, tanda-tanda vital, keadaan fisik
secara menyeluruh dari ujung rambut sampai ujung kaki yang dijabarkan secara
persistem.
a)
Keadaan umum
(1)
Kesadaran
Meliputi kesadaran dari kompos mentis,
apatis, somnolen, delirium, sopor/semi koma dan koma. Pemeriksaan Glasgow coma scale (sesuai dengan
standar parameter).
(2)
Berat badan biasanya mengalami penurunan
akibat tidak nafsu makan
dan asupan makanan yang di batasi
(diit).
(3)
Tanda –tanda vital
Tekanan darah biasanya meningkat karena perubahan
tekanan darah postural, nadi yang
menurun, pernafasan cepat (takipneu) pada keadaan istirahat atau
dengan aktivitas,suhu badan akan meningkat atau
hipertensi.
b)
Pengkajian Persistem
(1)
Sistem kardiovaskuler
Takikardia, perubahan tekanan darah postural :
hipertensi, nadi yang menurun
/tak ada, disritmia.
(2)
Sistem Respiratori
Lapar udara, batuk dengan /
tanpa sputum purulen
(infeksi) frekuensi pernafasan
cepat (takipnea).
(3)
Sistem Neurosensori
Disorientasi, mengantuk, leteregi, strupor/
koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu) kacau mental, reflex,tendon dalam
(NTD) menurun (koma), aktifitas kejang
(tahap lanjut dari
AKA).
(4)
Sistem Gastrointestinal
Hilangnya nafsu makan, mual muntah,
distensi abdomen.
(5)
Sistem genitourinaria
Kesulitan berkemih.
(6)
Sistem
integumen
Adanya luka operasi pada daerah
abdomen.
(7)
Sistem Muskuloskeletal
Menurunnya kekuatan umum/rentan
gerak ,baal-baal, kesemutan, parastesia
(paralysis otot termasuk
otot-otot pernafasan, kram otot).
(8)
Sistem Endokrin
Tidak ada masalah
c)
Pola Aktivitas
Meliputi:
(1)
Pola makan dan minum
Meliputi:
Frekuensi makan dan minum, jumlah yang dimakan dan minum, jenis makanan dan
minuman, pantangan makan makan dan minum, nafsu makan.
(2)
Pola eliminasi
Meliputi:
Frekuensi , warna, bau dan keluhan baik BAB dan BAK
(3)
Personal Hygiene
Meliputi: kebersihan
tubuh, mandi, gosok gigi, keramas dan ganti pakaian.
(4)
Istirahat dan Tidur
Meliputi:
lamanya tidur siang dan malam, serta keluhan.
d) Data
Penunjang
Meliputi
data: Laboratorium, Therapi dan Radiologi.
e)
Aspek Psikologis
Stress, biasanya
timbul kecemasan, ketergantungan pada orang lain, peka terhadap rangsangan ,masalah financial
yang berhubungan dengan kondisi.
f)
Aspek
sosial
Adanya perubahan fungsi peran
keluarga atau di masyarakat.
g)
Aspek
Spiritual
Perlu
dikaji tentang harapan,keyakinan dan
dorongan dalam diri klien mengenai keadaan penyakit dan harapan sembuh.
2.
Analisa Data
Analisa data adalah menghubungkan data yang
diperoleh dengan konsep teori, prinsip asuhan keperawatan yang relevan dengan
kondisi klien. Analisa data dilakukan melalui validasi data, pengelompokkan
data, membandingkan data dengan teori, menafsirkan adanya ketimpangan atau
kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang kesenjangan atau masalah yang ada
(Gaffar, 2003).
3.
Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA diagnosa keperawatan adalah penilaian
klinik mengenai respon individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial (hasil konferensi
NANDA ke 9 tahun 2010).
Berdasarkan analisa dapat dirinci diagnosa
keperawatannya sebagai berikut:
a.
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan
kelemahan fisik.
b.
Risiko tinggi infeksi
c.
Kurang pengetahuan tentang perawatan post operasi SC.
d.
Nyeri
berhubungan dengan diskontinuitas jaringan.
e.
Gangguan mobilisasi fisik
4.
Intervensi Keperawatan
a.
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan
kelemahan fisik.
Tujuan: Perawatan diri
terpenuhi
Kriteria Hasil: Kulit bersih, Rambut bersih, kuku pendek dan
bersih.
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
Beri penyuluhan tentang
pentingnya perawatan diri
|
Meningkatkan
pemahaman klien
|
2.
Ajarkan pada keluarga cara
merawat anggota keluarga yang sakit
|
Agar
keluarga memahami
|
3.
Bantu Klien untuk mandi.
|
Memfasilitasi
klien untuk mandi
|
4. Tanyakan
pada klien untuk penggunaan shampoo dan sabun mandi.
|
Agar
klien mampu memilih
|
b.
Risiko tinggi infeksi
Tujuan: Tidak terjadi
infeksi
Kriteria Hasil: Tidak ada tanda – tanda infeksi seperti:
rubor, color, dolor dan function laesa
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
Observasi tanda - tanda vital
|
Mengetahui
kesenjangan yang terjadi
|
2.
Ganti balutan sesuai indikasi
|
Menghindari
berkembangnya kuman
|
3.
Kolaborasi pemberian antibiotika
|
Untuk
membunuh kuman penyebab infeksi
|
4. Anjurkan
klien untuk menghabiskan nutrisi yang disediakan
|
Nutrisi
membantu proses penyembuhan
|
c.
Kurang pengetahuan tentang perawatan post operasi SC.
Tujuan: Klien memahami
perawatan post operasi SC
Kriteria Hasil: Mampu menyebutkan cara perawatan diri.
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
Ajarkan cara merawat luka
operasi.
|
Agar
klien memahami cara merawat luka operasi.
|
2.
Ajarkan cara mengompres daerah
luka operasi
|
Agar
klien memahami cara mengompres daerah luka operasi
|
3.
Ajarkan teknik distraksi untuk
mengurangi nyeri
|
Untuk
mengalihkan perhatian
|
4.
Kolaborasi pemberian analgetik
|
Mengurangi
nyeri
|
d.
Nyeri
berhubungan dengan diskontinuitas jaringan.
Tujuan: Nyeri
berkurang
Kriteria Hasil: Tidak menunjukkan wajah nyeri, skala nyeri 0
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
Observasi tanda - tanda vital
|
Mengetahui
kesenjangan yang terjadi
|
2.
Ajarkan teknik distraksi
|
Untuk
mengalihkan rangsang nyeri
|
3.
Kolaborasi pemberian analgetik
|
Mengurangi
nyeri
|
4. Beri
kompres hangat pada daerah perut
|
Memberikan
rasa nyaman
|
e.
Gangguan mobilisasi fisik
Tujuan: Mobilisasi
fisik terpenuhi
Kriteria Hasil: Klien mampu melaksanakan kegiatan secara
mandiri
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
Bantu klien untuk duduk
|
Untuk
melatih
|
2.
Ajarkan klien tentang pentingnya
mobilisasi
|
Agar
klien mengerti
|
3. Beri
pendidikan kesehatan tentang pentingnya mobilisasi
|
Meningkatkan
pengetahuan klien tentang mobilisasi
|
5.
Implementasi
Implementasi
adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan (Effendy, 2005).
Pada saat akan dilaksanakan
tindakan keperawatan, perawat melakukan kontrak dengan klien dengan menjelaskan
apa yang akan dikerjakan serta peran serta klien yang diharapkan (Nurjannah,
2003)
Sedangkan menurut Keliat (2008), Implementasi adalah
inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik dimana
dimulai setelah rencana tindakan yang disusun dan dirujukan pada perawat untuk
membantu klien untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6.
Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk
menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. (Keliat, 2008). Evaluasi
dilakukan terus-menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu : evaluasi proses atau
formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau
sumatif membandingkan respon klien pada tujuan umum dan khusus yang telah
ditentukan. Evaluasi dapat
dilakukan dengan melakukan pendekatan SOAP sebagai pola pikir.
0 comments