APA ITU VAKSIN TIFOID ?

APA ITU VAKSIN TIFOID



Demam tifoid merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid dapat menyebabkan beberapa gejala seperti demam tinggi, badan terasa lemah, nyeri ulu hati, nyeri kepala, berkurangnya nafsu makan, dan kadang bercak kemerahan pada kulit. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
Orang yang membawa bakteri ini dapat menularkannya pada orang lain. Penularan penyakit tifoid ini terjadi melalui makanan dan minuman. Untuk mencegah penularan tifoid, saat ini telah tersedia 2 jenis vaksin tifoid, yaitu vaksin inaktif (suntikan) dan vaksin yang berisi virus yang telah dilemahkan (oral).
 Kapan Vaksin Tifoid Diberikan?
Vaksinasi tifoid biasanya tidak rutin diberikan pada semua orang seperti halnya vaksin polio atau hepatitis B yang harus diberikan saat bayi. Pemberian vaksin tifoid dianjurkan pada beberapa keadaan di bawah ini, yaitu:
·     Orang yang akan berpergian ke daerah yang rawan terhadap infeksi tifoid
·     Orang yang berkontak dengan penderita tifoid
·     Petugas kesehatan atau laboratorium
Vaksin tifoid inaktif (berisi bakteri yang telah mati) tidak boleh diberikan pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun. Vaksin ini tersedia dalam bentuk suntikan dosis tunggal dan sebaiknya diberikan dalam waktu 2 minggu sebelum berpergian. Pemberian vaksin biasanya diulang setiap 2 tahun.
Vaksin tifoid oral berisi bakteri yang telah dilemahkan dan tidak boleh diberikan pada anak yang berusia kurang dari 6 tahun. Vaksin diberikan dalam 4 dosis, di mana setiap dosisnya diberikan dengan interval 2 hari. Dosis terakhir harus diberikan dalam waktu 1 minggu sebelum berpergian. Pemberian vaksin biasanya diulang setiap 5 tahun. Vaksin tifoid dapat diberikan bersamaan dengan vaksinasi lainnya.

Siapa yang Tidak Boleh Menerima Vaksin Tifoid?
Vaksin tifoid inaktif tidak boleh diberikan pada orang yang mengalami reaksi alergi berat pada pemberian vaksin sebelumnya. 
Vaksin tifoid oral tidak boleh diberikan pada orang yang mengalami reaksi alergi berat pada pemberian vaksin sebelumnya atau pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (dianjurkan agar menerima vaksin tifoid inaktif saja) seperti pada penderita HIV/AIDS atau orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh atau menderita kanker atau sedang melakukan pengobatan kanker.
Selain itu, vaksin tifoid oral juga sebaiknya tidak diberikan dalam waktu 24 jam setelah mengkonsumsi antibiotika tertentu.
Apa Resiko Pemberian Vaksin Tifoid?
Beberapa orang mungkin dapat mengalami suatu reaksi alergi berat setelah pemberian vaksin atau hanya mengalami reaksi ringan. Akan tetapi, resiko kematian atau gangguan kesehatan berat akibat pemberian vaksin sangatlah kecil dan sangat jarang.
Reaksi alergi ringan yang dapat timbul setelah pemberian vaksin tifoid inaktif adalah demam, nyeri kepala, dan kemerahan atau pembengkakan pada daerah bekas suntikan.
Reaksi alergi ringan yang dapat timbul setelah pemberian vaksin tifoid oral adalah demam, nyeri kepala, perut terasa tidak nyaman, mual, muntah, atau adanya bercak kemerahan pada kulit (jarang).
Segera hubungi dokter Anda atau segera cari pertolongan medis bila Anda mengalami berbagai gejala reaksi alergi berat seperti:
·     Demam tinggi
·     Perubahan perilaku
·     Kesulitan bernapas atau sesak napas
·     Suara napas berbunyi "ngik-ngik" atau "grok-grok"
·     Timbul banyak bercak kemerahan yang menonjol pada kulit
·     Kulit menjadi pucat
·     Badan terasa lemah
·     Denyut jantung meningkat
·     Pusing
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai topik ini? Tanya langsung ke dokter kami di fitur Tanya dokter sekarang
Sumber: nlm.nih.gov, https://www.dokter.id/


0 comments