BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Mendengar kata virus mungkin yang ada
di pikiran kalian adalah sesuatu yang membahayakan, apalagi mendengar virus
HIV/AIDS. Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita menyeramkan tentang
HIV/AIDS, apalagi penyebaran HIV/AIDS ini berlangsung secara cepat dan mungkin
sekarang sudah ada di sekitar kita.
Sejauh ini belum ada obat untuk
menyembuhkan penyakit HIV/AIDS ini, bahkan penyakit ini belum tentu bisa
dicegah dengan vaksin. Tapi kita tidak perlu takut, dengan membiasakan
berperilaku sehat dan bertanggung jawab serta senantiasa memegang teguh ajaran
agama, maka kita akan terbebas dari HIV/AIDS.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari Virus HIV/AIDS ?
2.
Bagaimana
sejarah Virus HIV/AIDS ?
3.
Apa
saja gejala Virus HIV/AIDS ?
4.
Bagaimana
cara penularan Virus HIV/AIDS?
5.
Bagaimana
cara penanggulangan Virus HIV/AIDS
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian Virus
HIV/AIDS.
2.
Mengetahui
dan memahami sejarah Virus HIV/AIDS.
3.
Mengetahui
dan mendeskripsikan gejala Virus HIV/AIDS.
4.
Mengetahui
cara penularan Virus HIV/AIDS.
5.
Mengetahui
cara penanggulangan Virus HIV/AIDS.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin penulis capai
adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca, utamanya bagi sesama pelajar
dan generasi muda tentang HIV/AIDS, sehingga dengan demikian kita semua dapat
berusaha untuk menghindari diri dari penyakit HIV/AIDS ini. Meskipun informasi
yang penulis berikan melalui makalah ini adalah sebagian kecil dan masih banyak
kekurangan, tetapi setidaknya isi dari makalah ini dapat dijadikan petunjuk
untuk mengetahui tentang penyakit HIV/AIDS.
=======================================================================
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Virus HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel darah putih manusia yang
merupakan bagian terpenting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini
hidup di dalam darah penderita HIV, virus ini juga tidak memandang usia, warna
kulit, orientasi seksual, agama maupum faktor pembeda lainnya. Sekali saja HIV
hidup dalam tubuh kita, itu artinya kita sudah terinfeksi virus ini, dan sejauh
ini belum ada obat untuk memusnahkan virus HIV ini, namun masih banyak
upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk menghindari virus HIV.
AIDS (Aquired Immuno Deficiency
Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit syndrome akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh manusia. Atau suatu kumpulan gejala penyakit yang disebabkan
oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang merusak sel-sel kekebalan
tubuh manusia.
Dalam
proses perkembangan virus HIV dari infeksi menjadi penyakit AIDS ada 4 fase,
yaitu :
1.
Fase
1 : Fase ini dimulai tepat setelah infeksi, dan berlangsung selama beberapa
minggu. Fase 1 ditandai dengan tidak enak badan seperti flu, meski pada 20%
penderita mengalami flu yang parah, namun tes HIV yang dilakukan pada fase ini
mungkin menunjukkan bahwa penderita tidak terinfeksi HIV.
2.
Fase
2 : Fase ini adalah tahap terpanjang diantara fase lainnya, bahkan dapat
berlangsung hingga 10 tahun. Pada fase ini gejala pada penderita hampir tidak
terlihat, padahal sebenarnnya pada fase inilah virus sedang berkembang. Secara
perlahan HIV menghancurkan sel-sel CD-4 yang berjumlah banyak untuk melawan
penyakit, dengan sedikitnya sel-sel CD-4 yang penderita miliki, sistem
kekebalan tubuh penderita akan terus menurun, walaupun tubuh akan mengganti sel
CD-4 yang rusak sebanyak mungkin, namun tetap saja sel CD-4 akan kalah dengan
perkembangan virus HIV yang berkembang sangat cepat.
3.
Fase
3 : Fase ini dimulai ketika sel CD-4 dalam tubuh sudah dikuasai virus HIV.
Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal, penyakit-penyakit akan mudah masuk
ke dalam tubuh penderita, dan ironisnya penyakit ini mengendalikan tubuh
penderita dan berbagai gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya terjadi
gejala-gejala ringan seperti: lelah, diare, inveksi jamur, demam, berkeringat
pada malam hari , berat badan terus menurun, pembengkakkan elenjar limpa,
sariawan terus menerus. Tetapi seiring dengan melemahnya sistem kekebalan
tubuh, gejala-gejala ini akan semakin parah.
4.
Fase
4 : Pada fase ini, ketika gejala-gejala penyakit seperti Tuberculosis (Kanker)
menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada
fase ini obat-obatan anti virus hanya bisa memperlambat perkembangan virus HIV
saja.
B.
Penemu Virus HIV/AIDS
London – Dua ilmuan yang menemukan HIV
berbagi Nobel Kedokteran dengan ilmuan yang mengaitkan HPV dengan kangker
rahim. Adapun kedua ilmuan ini masing- masing Barre Sinoussi dan Luc
Montagnier. Keduanya dinilai berjasa dengan penelitian mereka dalam menemukan
virus penyebab AIDS.
Komite Nobel mengatakan penemuan kedua warga
perancis itu amat vital dalam membantu para ilmuan memahami biologi dari virus
yang mengancam dunia.
Lebih
dari 25 juta orang meninggal karena HIV/AIDS sejak tahun 1981 dan di seluruh
dunia tercatat 33 juta orang yang mengidap virus HIV.
Temuan Sinoussi dan Montagnier antara lain
mendorong metode diagnose pasien maupun dalam memeriksa darah, yang membatasi
penyebaran wabah HIV/AIDS.
Walau
masih belum ditemukan obat untuk HIV,dalam beberapa tahun belakangan penyakit
itu tidak lagi menjadi hukuman mati langsung bagi penderitanya.
Pengobatan saat ini sudah berhasil
memperpanjang masa hidup pengidap HIV sampai puluhan tahun.Sementara itu Harald
zur Hausen, asal jerman, meraih Nobel Kedokteran karena jasanya dalam
mengaitkan HPV, atau human papilloma virus, dengan kanker rahim.
C.
Sejarah Virus HIV/AIDS
AIDS
bermula dari daratan Afrika. Sejarah HIV/AIDS ini bermula dari kebiasaan
masyarakat setempat mengosumsi daging kera. Darah kera yang mengandung virus
HIV itu lalu masuk ke tubuh manusia, dan kemungkinan mereka menyantap daging
kera teresebut karena budaya mereka. Virus ini menyebar di benua Afrika jauh sebelum
penelitian AIDS dilakukan. Namun kematian yang dilaporkan bukan karena HIV/AIDS
saja, melainkan penyakit seperti TBC dan sesak napas lainnya, dan kemungkinan
penyakit ini juga termasuk gejala-gejala awal HIV/AIDS (namun ada juga yang
tidak).
Sejarah HIV/AIDS lainnya bermula
pada tahun 1983 dari keberhasilan penelitian oleh Jean Claude Cherman dan
rekannya Francoise Barre Sinoussi dari Perancis, yang berhasil membuktikan
bahwa virus HIV adalah penyebab penyakit AIDS. Nama AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome) sendiri diberi nama oleh Centre for Disease Control and Prevention
(CDC), di Atlanta, AS. Sebelumnya Jean Claude Cherman menyebutnya HTLV-III atau
LAV.
D. Gejala Virus
HIV/AIDS
Gejala
HIV AIDS tidak selalu muncul ketika terinfeksi AIDS. Beberapa orang menderita
sakit mirip flu dalam waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu setelah
terpapar virus. Mereka mengeluh demam, sakit kepala, kelelahan, dan kelenjar
getah bening membesar di leher. Gejala HIV AIDS bisa jadi salah satu atau lebih
dari ini semua biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Perkembangan
penyakit sangat bervariasi setiap orang. Kondisi ini dapat berlangsung dari
beberapa bulan sampai lebih dari 10 tahun. Selama periode ini, virus terus
berkembang biak secara aktif menginfeksi dan membunuh sel-sel sistem kekebalan
tubuh. Sistem kekebalan memungkinkan kita untuk melawan bakteri, virus, dan
penyebab infeksi lainnya. Virus HIV menghancurkan sel-sel yang berfungsi
sebagai “pejuang” infeksi primer, yang disebut CD4 + atau sel T4. Setelah
sistem kekebalan melemah, gejala HIV AIDS akan muncul.
Gejala
AIDS adalah tahap yang paling maju dari infeksi HIV. Definisi AIDS termasuk
semua orang terinfeksi HIV yang memiliki kurang dari 200 CD4 + sel per
mikroliter darah. Definisi ini juga mencakup 26 kondisi yang umum pada penyakit
HIV lanjut, tetapi jarang terjadi pada orang sehat. Kebanyakan kondisi ini
adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, parasit, dan
organisme lainnya. Infeksi oportunistik umum pada orang dengan AIDS. Hampir
setiap sistem organ yang terkena.
E.
Penularan Virus HIV/AIDS
Virus
HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua specimen yang
berupa cairan tubuh yang berasal dari tubuh penderita HIV dapat dipastikan infeksius
dan sangat potensial untuk menularkan virus ini pada orang lain (namun ada juga
cairan lain yang tidak tercemar virus HIV ini, salah satunya adalah air liur),
termasuk ketika seorang penderita HIV positif melakukan hubungan seksual dengan
pasangannya, dan bukan tidak mungkin bila nanti pasangan seksualnya tersebut
akan terinfeksi virus HIV juga, apalagi jika tidak menggunakan pengaman
(kondom).
Baik
penderita pria maupun wanita sangat riskan untuk menularkan virus HIV ini pada pasangan seksualnya ketika berhubungan
badan, yakni melalui cairan sperma bagi penderita pria, dan melalui darah
menstruasi atau cairan lain pada vagina bagi penderita wanita. Selain melalui
hubungan seksual, HIV juga dapat ditularkan melalui jarum suntik yang digunakan
bersamaan oleh seseorang yang terinfeksi HIV dengan orang yang tidak terinfeksi
HIV, dan kemungkinan besar orang yang tidak terinfeksi HIV ini akan terinfeksi
HIV. Virus HIV juga dapat ditularkan oleh seorang ibu yang positif terinfeksi
HIV kepada bayinya pada waktu hamil atau menyusui, karena air susu yang
diberikan sang ibu positif terinfeksi HIV.
F.
Penanggulangan Virus HIV/AIDS
Hindari hubungan seksual diluar nikah, dan
usahakan hanya berhubungan dengan satu pasangan seksual saja, gunakan kondom untuk
mengurangi resiko penularan HIV saat berhubungan badan, ibu yang terinfeksi HIV
saat hamil sebaiknya melakukan terapi atau vaksinasi agar kemungkinan kecil
bayi yang dikandungnya tidak terinfeksi HIV juga, bagi penderita HIV sebaiknya
tidak melakukan donor darah, penggunaan jarum suntik seperti akupuntur, tato,
tindik harus dijamin sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan
untuk mencegah penularan HIV/AIDS, yaitu:
memberikan penyuluhan-penyuluhan atau
informasi kepada seluruh masyarakat tentang HIV/AIDS, melalui penyebaran
brosur, poster-poster yang berhubungan dengan HIV/AIDS, melakukan
seminar-seminar terbuka atau melalui iklan diberbagai media massa baik itu
media cetak maupun media elektronik. Penyaluran-penyaluran ini harus dilakukan
secara terus menerus dan berkesinambungan kepada semua lapisan masyarakat, agar
masyarakat dapat mengetahui bahaya HIV/AIDS, sehingga berusaha menghindari diri
dari sesuatu yang dapat menyebabkan HIV/AIDS.
Bagi
seseorang yang menderita AIDS sebaiknya selalu memeriksakan darahnya sekitar
3-6 bulan sekali demi keselamatan pasangan seksualnya, selalu mendekatkan diri
pada Tuhan, dan bagi masyarakat harusnya memberi dukungan pada penderita AIDS
agar penderita AIDS ini lebih semangat menjalani sisa hidupnya.
Dengan adanya usaha-usaha di atas,
niscaya masalah AIDS dapat diatasi, dan paling tidak dapat dicegah sedini
mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.
======================================================================
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai
materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan
berikutnya
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah di atas itu,
bawasannya kita harus Waspada terhadap Virus HIV AIDS. Di atas juga menjelaskan
tentang pengertian HIV AIDS, asal usul-nya, cara penularannya, masa
inkubasinya, gejalanya hingga yang beriso tinggi terkena HIV AIDS.
Anda bisa membacanya dengan lebih lengkap
lagi di atas yang telah saya susun dengan rapi. Kita sebagai orang yang sehat
harus waspada terhadap virus tersebut, kalau bisa kita juga jangan sampai
terlibat/terkena virus HIV AIDS.
B. Saran
Saran saya kepada si pembaca jangan mendekatlah
dengan virus HIV AIDS agar kita tidak terjerumus kedalam virus tersebut,
biasanya orang yang terkena virus HIV itu gara-gara orang itu psiko tinggi
(heteroseksual) biasanya banyak terjadi pada kaum perempuan yang selalu gonta
ganti pasangan. Itulah saran dari saya, terutama kepada kaum perempuan yang
suka gonta ganti pasangan.
======================================================================
DAFTAR PUSTAKA
rijalhabibulloh.blogspot.com/2014/08/makalah-hiv-aids.html
Maulanusantara.files.wordpress.com
Flexner,
C. 1998. HIV-Protease Inhibitor. N. Engl. J.Med. 338:1281-1293
Patrick,
A.K. & Potts, K.E. 1998. Protease Inhibitors as Antiviral Agents.
Clin.Microbiol. Rev. 1 penyakithivaids.com/1: 614-627
0 comments