ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


Untuk download BAB II - V, Daftar Pustaka, dan lampiran lengkap anda bisa download disini

====================================================================



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
            Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan resiko kematian ibu, pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan samapi masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Dalam upaya mempercepat penurunan kematian ibu, kementrian kesehatan menekankan pada ketersesiaan pelayanan kesehatan ibu dimasyarakat (Riskesda,2013).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan ke lima yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan tahun dicapai 2015 adalah mengurangi sampa ¾ resiko jumlah kematian ibu (Riskesda,2013).
Kematian ibu adalah kematian seorang ibu yang disebabkan kehamilan, melahirkan, atau nifas, bahkan karena kecelakaan dan kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi belum tepat berusia satu tahun.
Berdasarkan WHO tahun 2014 diseluruh dunia terpapar kematian ibu sebesar 210 per 100.000 KH per tahun, angka kematian bayi (AKB) khususnya neonatus sebesar 34/ 1000. Jumlah angka kematian ibu di Indonesia ibu di Indonesia masih tergolong tinggi antar negara-negara Association of South East Asia Nations (ASEAN) lainya.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 KH. AKI di Indonesia merupakan angka tertinggi di ASEAN. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan (28%), infeksi (11%), komplikasi abortus (53%) dan partus macet (5%). Perdarahan yang utama terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan menyebabkan lebih dari jumlah kematian ibu. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa AKI dan AKB masih sangat tinggi khususnya di Indonesia (SDKI,2015).
Dari data Dinkes Kabupaten Indramayu pada tahun 2016, terdapat jumlah kematian ibu sebanyak 60 kasus, penyebab kematian ibu yaitu 16 (26,6%) kasus kehamilan, 14 (23,3%) kasus persalinan, 30 (50%) kasus post partum di karenakan perdarahan sedangkan jumlah kematian bayi sebanyak 308, adapun penyebabnya yaitu 103 (33,4%) kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), 61 (19,8%) kasus asfiksia, 30 (9,7%) kasus kelainan kongengital dan 114 (37%)  kasus lainya (Dinkes Kabupaten Indramayu,2016).
Penyebabnya 34% faktor dari masyarakat, 34% faktor rumah sakit dan 32% faktor puskesmas, untuk faktor penyebab dari masyarakat, diantaranya masih banyak ibu hamil yang usianya terlalu muda dan terlalu tua, akibatnya mereka mengalami kehamilan resiko tinggi, sedangkan faktor dari rumah sakit, kematian ibu dan bayi disebabkan kurang cepatnya pelayanan maupun profesionalitas dalam menangani ibu melahirkan dirumah sakit ditingkatkan danpenyebab kematian ibu dan bayi di tingkat puskesmas, karena masih adanya bidan yang tidak segera merujuk ibu hamil yang mengalami kondisi darurat (Dinkes, 2015).
Berdasarkan data kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus yang diperoleh dari Puskesmas Pasekan didapatkan data bahwa dari bulan Januari-Desember 2017 terdapat ibu hamil sebanyak 671 jiwa, ibu bersalin dan nifas 612 jiwa  dan bayi 606 jiwa. Jumlah kematian ibu di puskesmas pasekan pada tahun 2017 yaitu 1 (0,14%)dari 612 (100%) kematian ibu disebabkan oleh preeklamsi berat dan angka kematian pada bayi yaitu 8 disebabkan oleh 5 (62,5%) Intra Uterine Fetal Death (IUFD, 2 (25%) BBLR dan 1 (12,5%) asfiksia. Peran tenaga kesehatan sangatlah penting untuk memberikan pelayanan Antenatal Care (ANC), persalinan, nifas dan neonatus sesuai standar asuhan kebidanna yang telah ditetapkan (Puskesmas Pasekan,2017).
Oleh karena itu, kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir diperlukan asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas oleh petugas kesehatan, serta melakukan kunjungan antenatal minimal 4 kali yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, pertolongan persalinan dipelayanan kesehatan, melakukan kunjungan neonatal, ibu nifas dan Keluarga Berencana (KB) sesuai pilihan (Elisabeth, 2015).
Dari data tersebut maka tenaga kesehatan harus melakukan asuhan komprehensif secara asuhan kebidanan yang telah ditetapkan yang bertujuan untuk melakukan deteksi dini adanya komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas dan BBL agar mampu mencegah terjadinya komplikasi yang bisa saja terjadi pada saat kehamilan, persalinan, nifas dan BBL dan mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Elisabeth, 2015).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care (Komprehensif) pada ibu hamil (37-38 minggu), bersalin, nifas, bayi baru lahir sebagai laporan tugas akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.U G3P2A0 Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasekan”.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut “ Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.U G3P2A0 di Wilayah Kerja Puskesmas Pasekan?”.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan pendekatan managemen kebidanan, yang di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan asuhan kehamilan pada Ny.U G3P2A0.
b. Mampu melakukan asuhan kebidanan  persalinan kala I, II, III, IV pada Ny.U G3P2A0.
c. Mampu melakukan asuhan kebidanan nifas 2-6 jam, 2-6 hari dan 2-6 minggu pada Ny.U P3A0.
d. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada By Ny.U2-6 jam, 2-6 hari dan 2 minggu.

D. Ruang lingkup
Adapun ruang lingkup dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah melakukan asuhan kebidanna komprehensif pada Ny.U G3P2A0 dari keamilan, persalinan, nifas dan BBL.

E. Manfaat
1. Manfaat Toeritis
Laporan tugas akhir ini dijadikan sarana belajar dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang asuhan kebidan secara komprehensif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Tempat pelayanan kesehatan
Dapat memberikan pelayanan yang prima dan informasi yang menyeluruh terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL. Serta sebagai bahan evaluasi dalam pelayanan yang telah diberikan dan sebagai referensi yang bisa digunakan sesuai dengan tinjauan teori.
b. Bagi tenaga kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan dengan prima dan berkualitas asuhan kebidanan komprehensif agar dapat mendeteksi secara dini komplikasi/bahaya dalam kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.
c. Bagi pasien
mendapatkan pelayanan asuhan kebidanna yang aman sesuai dengan standar asuhan kebidanan, sehingga dapat mencegah komplikasi/bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.

0 comments