MAKALAH PENYAKIT TERMINAL

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi.  (Stuard & Sundeen, 1995).
Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat progresif, pengobatan hanya bersifat paliatif ( mengurangi gejala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup. (Tim medis RS Kanker Darmais, 1996)

B.     Kriteria Penyakit Terminal
·         Penyakit tidak dapat disembuhkan
·         Mengarah pada kematian
·         Diagnosa medis sudah jelas
·         Tidak ada obat untuk menyembuhkan
·         Prognosis jelek
·         Bersifat progresif

C.    Perbedaan Anak Dengan Dewasa Dalam Mengartikan Kematian
1.      Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian
2.      Anak tidak memiliki kematangan emosional dalam mempersepsikan tentang arti kematian
3.      Mekanisme koping pada anak belum terbentuk
4.      Anak di ajak berdiskusi mengenai / tentang tuhan,surga, dan benda-benda yang tidak terlihat

D.    Kebutuhan Anak Yang Terminal
1.      Komunikasi,
Dalam hal ini anak sangat perlu di ajak unuk berkomunikasi atau berbicara dengan yang lain terutama oleh kedua orang tua
2.      Memberitahu kepada anak bahwa ia tidak sendiri dalam menghadapi penyakit tersebut
3.      Berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar saudara kandung mau ikut berpartisipasi dalam perawatan atau untuk merawat
4.      Social support meningkatkan koping

E.     Menjelaskan Kematian Pada Anak
1.      Kebanyakan seorang psikolog percaya bahwa dengan berkata jujur merupakan strategi yang terbaik dalam mendiskusikan kematian dengan anak
2.      Respon anak terhadap pertanyaan mengenai kematian merupakan dasar tingkat kematangan anak dalam mengartikan kematian
3.      Pada anak pra sekolah, anak mengartikan  kematian sebagai : kematian adalah sudah tidak ada nafas, dada dan perut datar, tidak bergerak lagi,dan tidak bisa berjalan seperti layaknya orang yang dapat berjalan seperti orang sebelum mati / meninggal
4.      Kebanyakan anak-anak (anak yang menderita penyakit terminal) membutuhkan keberanaian, bahwa ia di cintai dan tidak akan merasa di tinggalkan
5.      Tanpa memandang umur, sebagai orang tua seharusnya sensitife dan simpati, mendukunng apa yang anak rasakan

F.     Masalah – Masalah Pada Pasien Penyakit Terminal
1.      Masalah fisik
-          Nyeri
-          Perubahan kulit
-          Distensi
-          Konstipasi
-          Alopesia
-          Kelemahan otot

2.      Masalah psikologi
-          Ketergantungan tinggi
-          Kehilangan kontrol
-          Kehilangan produktifitas
-          Hambatan dalam berkomunikasi
3.      Masalah sosial
-          Menarik Diri
-          Isolasi sosial
4.      Masalah spiritual
-          Kehilangan harapan
-          Perencanaan saat ajal tiba

G.    Kehilangan Dan Berduka
Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan.
1.      Bentuk – Bentuk Kehilangan
a.       Kehilangan  yang nyata (actual loss)
-          Kehilangan orang atau objek yang tidak lagi dirasakan, dilihat, diraba
Ex. Kehilangan anggota tubuh, anak, peran, hubungan.
b.      Kehilangan yang dirasakan (Perceived loss)
-          kehilangan yang sifatnya unuk menurut orang yang mengalami kedukaan.
Ex. Kehilangan harga diri, percaya diri
2.      Jenis kehilangan
a.       Kehilangan objek eksternal
b.      Kehilangan lingkungan yang dikenal
c.       Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti
d.      Kehilangan suatu aspek diri
e.       Kehilangan hidup
3.      Dampak kehilangan
a.       Anak – anak
Kehilangan dapat mengancam untuk berkembang à regresi à takut ditinggal dan sepi
b.      Remaja atau dewasa muda
Kehilangan dapat menyebabkan desintegrasi dalam keluarga
c.       Dewasa tua
Kehilangan khususnya kematian pasangan hidup à pukulan berat dan menghilangkan semangat
4.      Berduka
a.       Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan.
b.      Berduka diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.
c.       Berkabung adalah periode penerimaan terhadap kehilangan dan berduka.
d.      Berkabung terjadi dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan .
5.      Jenis berduka
a.       Berduka normal
Perasaan, perilaku,  dan reaksi yang normal
b.      Berduka antisipatif
Proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan sesungguhnya terjadi.
c.       Berduka yang rumit
Seseorang sulit maju ke tahap berikutnya. Berkabung tidak kunjung berakhir.
d.      Berduka tertutup
Kedukaan  akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka.

6.      Respon Berduka
Tahap respon berduka menurut Kubler - Ross :
a.       Denial (Penolakan)
·         Reaksi pertama
·         Syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari kenyataan.
·         Reaksi fisik :
Letih               
mual                           
gangguan pernafasan 
detak jantung cepat
tidak tahu berbuat apa
·         Berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun
b.      Anger (Marah)
·         Individu menolak kehilangan.
·         Kemarahan timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri.
·         Perilaku :
      - agresif                      
      - menyerang orang lain 
      - menuduh dokter atau perawat tidak kompeten
·         Respon fisk :
      - muka merah                                     
      - gelisah                                  
      - tangan mengepal
c.       Bargainning (Tawar – menawar)              
·         Penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya kehilangan.
·         Berupaya melakukan tawar – menawar dengan memohon kemurahan Tuhan.
d.      Depression (Depresi)
·         Menunjukan sikap menarik diri
·         Kadang bersikap sangat penurut
·         Tidak mau bicara
·         Menyatakan keputusasaan
·         Rasa tidak berharga
·         Bisa muncul keinginan bunuh diri
·         Gejala fisik :
      - menolak makan                    
      - libido turun
e.       Acceptance ( Penerimaan)
·         Reorganisasi perasaan kehilangan
·         Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang beralih ke objek baru.
·         Menerima kenyataan kehilangan
·         Mulai memandang ke depan.
·         Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima dengan perasaan damai à tuntas
·         Apabila kegagalan masuk ketahap penerimaan à mempengaruhi dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya
7.      Askep kehilangan dan berduka
a.       Pengkajian
-          Faktor genetik
-          Kesehatan fisik
-          Kesehatan mental
-          Pengalaman kehilangan dimasa lalu
-          Struktur kepribadian
-          Adanya stresor perasaan kehilangan
b.      Diagnosa keperawatan
-          Berduka b.d kehilangan aktual atau kehilangan yang dirasakan
-          Berduka antisipatif b.d perpisahan atau kehilangan
-          Berduka disfungsional b.d kehilangan orang/benda yang dicintai atau memiliki arti besar
c.       Perencanaan Tindakan keperawatan
Secara umum :
-          Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya dengan cara:
·         Mendengarkan pasien berbicara
·         Memberi dorongan agar agar pasien mau mengungkapkan perasaannya.
·         Menjawab pertanyaan pasien secara langsung
·         Menunjukkan sikap menerima dan empati
-          Mengenali faktor-faktor yang mungkin menghambat.
-          Mengurangi atau menghilangkan faktor penghambat.
-          Memberi dukungan terhadap respons kehilangan pasien.
-          Meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota keluarga.
-          Menentukan tahap keberadaan pasien.
Secara khusus :
-          Tahap Denial
·         Memberikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan
·         Menunjukan sikap menerima dengan ikhlas dan mendorong pasien untuk berbagi rasa
·         Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan
-          Tahap Anger
·         Mengijinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa marah sacara verbal tanpa melawan kemarahan :
·         Menjelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan pasien sebenarnya tidak ditujukan kepada mereka.
·         Membiarkan pasien menangis
·         Mendorong pasien untuk membicarakan kemarahannya
-          Tahap Bargainning
·         Membantu pasien mengungkapkan rasa bersalah dan takut :
·         Mendengarkan ungkapan dengan penuh perhatian
·         Mendorong pasien untuk membicarakan rasa takut atau rasa bersalahnya
·         Bila psien selalu mengungkapkan “kalau” atau “seandainya ….” beritahu pasien bahwa perawat hanya dapat melakukan sesuatu yang nyata.
·         Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa bersalah dan rasa takunya.
-          Tahap Depression
·         Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut :
ü  Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya membahas perasaannya
ü  Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri sesuai derajat risikonya
·         Membantu pasien mengurangi rasa bersalah :
ü  Menghargai perasaan pasien
ü  Membantu pasien menemukan dukungan yang positif dengan mengaitkan dengan kenyataan
ü  Memberi kesempatan menangis dan mengungkapkan perasaan
ü  Bersama pasien membahas pikiran negatif yang selalu timbul
-          Tahap Acceptance
·         Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakan :
ü  Membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur
ü  Membantu keluarga berbagi rasa
ü  Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati
ü  Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan keluarga.
H.    Sekarat dan Kematian
Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal,
Kematian ( death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai denagn terhentinya aktifitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak secara menetap.

I.       Perubahan tubuh setelah kematian
1.      Algor mortis (dingin)
Suhu tubuh perlahan – lahan turun
2.      Rigor mortis ( kaku mayat)
Terjadi sekitar 2 – 4 jam setelah kematian.
3.      Livor mortis (lebam mayat)
sel darah mengalami hemolisis dan darah turun kebawah
4.      Pembekuan darah
5.      Putrefaction (Pembusukan) dan autolisis



0 comments